| Foto : Petugas Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) menurunkan paket Makan Bergizi Gratis (MBG) dari kendaraan operasional Badan Gizi Nasional di SMP Negeri 1 Betung, Kabupaten Banyuasin, meskipun kegiatan belajar mengajar tengah memasuki masa libur sekolah. (Doc. Red) |
Banyuasin, Sumbarone.id – Penyaluran Makan Bergizi Gratis (MBG) bagi siswa di Kecamatan Betung, Kabupaten Banyuasin, tetap dilakukan meskipun sekolah memasuki masa libur. Kebijakan ini menuai perhatian orang tua siswa yang menilai penyaluran MBG saat libur berpotensi tidak terserap maksimal
Pantauan di SMP Negeri 1 Betung, paket MBG tetap dikirim oleh SPPG (Satuan Pelayan Pemenuhan Gizi) ke sekolah penerima. Sekolah kemudian membagikan bantuan tersebut kepada siswa sesuai jadwal yang telah ditentukan, Senin (22/12/2025).
Kepala SMPN 1 Betung, Adi Candra, S.Pd., M.Si., melalui Ayu Anggraini selaku PIC sekolah, menyampaikan bahwa mekanisme penyaluran selama libur sekolah tetap mengacu pada skema mingguan.
“Pada Senin pertama diberikan makanan basah, kemudian paket makanan kering untuk kebutuhan lima hari, dan dibagikan kembali pada Senin berikutnya,” jelasnya.
Selama masa libur sekolah, siswa menerima paket makanan kering berupa empat butir telur ayam, satu bungkus roti tawar, lima kotak susu Indomilk ukuran kecil, serta satu buah naga. Jumlah penerima MBG di SMPN 1 Betung mencapai sekitar 856 siswa.
Pihak sekolah berharap seluruh siswa mengambil bantuan tersebut agar tidak terjadi pemborosan. Namun di lapangan, kekhawatiran terkait tingkat kehadiran siswa mulai menunjukkan.
Salah satu orang tua siswa menilai, pada hari pertama libur sekolah, MBG masih berpeluang diambil seluruhnya. Namun untuk penyaluran berikutnya, kondisi tersebut belum tentu terulang.
“Untuk hari ini MBG kemungkinan besar bisa diambil semua oleh siswa karena masih hari pertama libur. Namun untuk Senin depan belum tentu seluruhnya terambil. Bisa saja para siswa masih menikmati liburannya dan malas datang ke sekolah,” ujarnya.
Selain masalah serapan, orang tua siswa juga menyoroti ketimpangan antara anggaran dan nilai paket MBG yang diterima siswa selama libur sekolah. Dengan anggaran Rp10.000 per anak per hari, jika dikalikan 12 hari libur, maka total anggaran mencapai Rp120.000 per anak.
“Kalau dilihat dari paket yang diterima, seperti empat telur ayam, satu bungkus roti tawar, enam susu kotak kecil, dan satu buah naga, nilainya tidak sampai Rp60.000 per anak,” ungkapnya.
Meski demikian, orang tua siswa tetap mengapresiasi program MBG yang digagas pemerintah pusat, khususnya Presiden Prabowo Subianto, sebagai langkah mengalokasikan gizi anak sekolah. Namun mereka berharap ada evaluasi serius terhadap mekanisme penyaluran MBG saat libur sekolah agar tidak berakhir pada pemborosan anggaran negara.
“Kami berharap program MBG ini benar-benar tepat sasaran, transparan, dan tidak disimpangkan dalam mencukupi gizi bagi anak sekolah,” tutupnya. (DA)
Editor: Andrian